Untuk melestarikan diri, komunitas adat ini menyerukan pemutusan dari Internet
“Untuk Hidup Bahagia, Hidup Tersembunyi”.
Untuk menjaga kelangsungan hidup mereka, masyarakat adat yang tinggal di Indonesia meminta agar wilayah tempat tinggal penduduknya diputus dari internet. Sebuah keputusan yang bertujuan untuk melindungi yang termuda dari bahaya Internet dan melestarikan budaya sekuler.
Siapakah orang Baduy?
Di Indonesia, masyarakat adat Baduy baru-baru ini membuat permintaan yang tak terduga. Pada hari Jumat, 7 Juli 2023, perwakilannya meminta pemutusan Internet dari wilayah tersebut untuk ” mengurangi dampak berbahaya dari dunia digital dan smartphone “. Terdiri dari 26.000 penduduk di provinsi Banten, di pulau Jawa, masyarakat Baduy terbagi menjadi dua: kelompok eksternal yang sebagian menganut teknologi modern dan kelompok internal yang berusaha menghindari jebakan kehidupan modern.
Dijuluki “Asian Amish” oleh media Barat, Baduy memilih hidup di hutan. Mereka menolak teknologi, uang dan pendidikan tradisional. Mereka tinggal di tiga desa di lahan seluas 4.000 hektar, beberapa jam perjalanan dari Jakarta.
Putuskan sambungan dari internet untuk melestarikan cara hidup
Menurut dokumen yang dikonsultasikan oleh media, grup internal meminta pihak berwenang untuk menghambat penerimaan sinyal internet dan membajak antena telekomunikasi yang terletak di dekatnya. Mereka ingin mempertahankan gaya hidup mereka yang unik dan melindungi kesehatan mental kaum muda yang cenderung tergoda untuk menggunakan Internet.
Pejabat di Kabupaten Lebak, Banten menegaskan bahwa mereka telah menerima permintaan ini dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan Kementerian Penerangan RI untuk menanggapi permintaan ini. ” Kami ingin menghormati keinginan orang Baduy dan melestarikan tradisi dan keahlian lokal mereka. kata Budi Santoso, seorang pejabat Lebak, dalam siaran pers.
Dapatkan inspirasi dari suku Baduy untuk melakukan detoksifikasi digital
Langkah Baduy menyoroti kekhawatiran yang berkembang tentang potensi bahaya internet dan layar. Ini memberi kita sebagai orang Barat kesempatan untuk belajar dari kearifan Baduy dan merenungkan kebiasaan digital kita sendiri.
Meskipun sebagian besar dari kita tidak dapat hidup tanpa teknologi, saat berlibur kita dapat memiliki ” detoks internet “, mirip dengan apa yang dilakukan orang Baduy sehari-hari. Mengambil waktu jauh dari perangkat kita dapat memungkinkan kita untuk terhubung kembali dengan alam, merangsang kreativitas kita dan mendapatkan kembali rasa tenang yang sering hilang dalam hiruk pikuk kehidupan digital. Keputusan suku Baduy mengingatkan kita bahwa, terlepas dari manfaat teknologi yang tak terbantahkan, penting untuk menemukan keseimbangan antara kehidupan online dan offline kita.
Baca juga
PBB memperingatkan perlunya melestarikan pengetahuan masyarakat adat
Berlangganan consoGlobe di Google Berita agar tidak ketinggalan informasi!
consoGlobe juga merekomendasikan…
Praktisi TV. Tidak dapat mengetik dengan sarung tinju. Kutu buku makanan hardcore. Pencipta.