Prioritaskan upaya membendung penyebaran COVID-19: Jokowi

Jakarta (ANTARA) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan upaya pencegahan penularan COVID-19, termasuk disiplin warga dalam penerapan protokol kesehatan.

“Sekali lagi, saya tegaskan bahwa menangani masalah kesehatan itu penting dan lebih penting mencegah penularan penyakit,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu, saat memberikan sambutan saat membuka konferensi keempat. Ikhwanul Muslimin Indonesia. melalui telekonferensi video.

“Saya menghimbau semua pihak untuk tetap disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan agar penularan dapat ditekan dan kehidupan masyarakat dapat kembali normal,” kata Presiden.

“Bagi yang sehat, kita pastikan tidak terpapar sembari berusaha menyembuhkan mereka yang terpapar,” tandasnya.

Hingga 25 September 2020, jumlah pasien COVID-19 yang pulih mencapai 196 ribu orang, atau 73,5 persen dari kasus COVID-19 di Indonesia.

“Meningkat, dan kami akan terus memperbaikinya,” kata Presiden, seraya menambahkan bahwa pemerintah juga secara konsisten berupaya menurunkan angka kematian terkait penyakit.

Pemerintah masih gigih dalam tindakan pencegahan dan pengendalian COVID-19 untuk mengurangi penularan penyakit yang disebabkan oleh virus corona 2 (SARS-CoV-2).

“Untuk mencegah penyebaran COVID-19, tidak ada cara lain selain tetap disiplin dengan penerapan protokol kesehatan dan penggunaan kebiasaan baru yang melindungi COVID-19, saat kita di rumah dan saat berada di rumah. meninggalkan rumah, “katanya. menekankan.

Presiden juga menekankan pentingnya pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah penularan penyakit.

“Harus mengikuti tata tertib kesehatan, memakai masker, menjaga jarak aman, mencuci tangan secara teratur, berwudhu dan menjauhi keramaian, termasuk tidak mengadakan kegiatan yang menimbulkan keramaian besar, seperti saat ini, dengan mengadakan konferensi virtual,” dia berkomentar. .

Presiden mencatat, pemerintah telah melaksanakan program jaring pengaman sosial untuk membantu warga yang terkena pandemi dan telah mengucurkan dana Rp293 triliun untuk upaya perlindungan sosial.

READ  Napoleon Bonaparte dihukum empat tahun penjara di Indonesia

Kepala negara kemudian berbicara tentang realisasi program perlindungan sosial mulai 23 September 2020, termasuk dana negara sebesar Rp29.133 miliar yang mencakup 10 juta penerima manfaat program Keluarga Harapan.

Pemerintah juga menyalurkan Rp30.978 triliun kepada 19,41 juta penerima Program Pangan dan total Rp4.407 triliun kepada 1,9 juta penerima manfaat program sembako Jabodetabek.

Dalam program Bantuan Sosial Tunai di luar Jabodetabek, pemerintah menyalurkan Rp24.787 triliun kepada 9,1 juta penerima manfaat, sedangkan pemerintah menyalurkan Rp16.617 triliun kepada 4,86 ​​juta penerima manfaat melalui program Kartu Pra Kerja. untuk pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja.

Pemerintah menyalurkan total R1,73 triliun kepada 7,55 juta penerima Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa dan menyalurkan Rp14,183 triliun kepada 5,9 juta pengusaha mikro, kecil dan menengah melalui Program Bantuan Presiden (Banpres) Produktif untuk Modal kerja.

Selain itu, pemerintah menyalurkan Rp10,8 triliun kepada sembilan juta pekerja penerima Program Subsidi Gaji, dan Rp3,455 triliun disalurkan kepada 31,4 juta penerima Program Subsidi Tarif Listrik.

“Terwujudnya program pemulihan ekonomi nasional khususnya perlindungan sosial ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan meningkatkan produktivitas masyarakat,” ujar Presiden Widodo.
Berita Terkait: Pemerintah menekankan kesehatan sebagai aspek terpenting dalam pemulihan ekonomi
Berita Terkait: Pastikan jaring pengaman sosial efektif dan tepat sasaran: Jokowi

Dekat

DIEDIT OLEH INE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *