Peran AS-Inggris dalam Kegagalan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza – Priangan News
Dewan Keamanan PBB Gagal Capai Konsensus untuk Mengakhiri Perang di Jalur Gaza
Priangan News – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah gagal mencapai konsensus dalam upaya menghentikan perang yang terjadi antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Namun, Amerika Serikat (AS) dan Inggris menentang rencana resolusi yang diajukan oleh Dewan Keamanan PBB.
Sidang sebelumnya juga gagal mencapai kesepakatan mengenai Jalur Gaza karena adanya dua buah veto dari AS. Melalui resolusi Majelis Umum PBB, berhasil disepakati gencatan senjata di Jalur Gaza dengan dukungan mayoritas, tetapi resolusi ini tidak memiliki kekuatan hukum.
Resolusi yang diajukan oleh Dewan Keamanan PBB memiliki sifat mengikat dan bisa digunakan untuk menuntut agar Israel menerima gencatan senjata di Jalur Gaza. Meskipun demikian, AS dan Inggris menolak rencana resolusi yang menyertakan seruan untuk menghentikan perang di Gaza, sementara beberapa negara lainnya mendukungnya.
AS sendiri menginginkan adanya jeda kemanusiaan sebagai upaya untuk meringankan penderitaan yang terjadi di Jalur Gaza. Namun, langkah ini tidak diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam konflik tersebut.
Situasi di Jalur Gaza semakin mencekam seiring berlanjutnya konflik antara Israel dan Hamas. Pada awalnya, pihak AS dan Inggris berkeinginan agar resolusi terkait gencatan senjata dapat melibatkan kedua belah pihak, namun rencana tersebut akhirnya ditolak oleh pihak yang berseteru.
Perang di Jalur Gaza telah mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan yang cukup besar. Banyak negara dan organisasi internasional yang turut mengutuk tindakan kekerasan yang terus berlanjut di wilayah tersebut.
Meskipun masih terjadi ketidakyakinan mengenai langkah-langkah penyelesaian yang akan diambil, upaya untuk mencapai kesepakatan adil dan berkelanjutan di antara kedua belah pihak tetap harus terus dilakukan. Masyarakat internasional pun diharapkan dapat memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan konflik ini.
“Pembaca. Pemikir. Pecandu alkohol. Guru twitter yang sangat menawan. Teman binatang di mana-mana.”