Pengembang Aplikasi Muslim Pro berbicara tentang tuduhan tentang penjualan data pengguna

KOMPAS.com – Baru-baru ini, laporan telah menyebar bahwa militer AS mungkin membeli data lokasi mengumpulkan dari aplikasi panduan ibadah, Muslim pro.

Muslim Pro adalah aplikasi yang menerjemahkan fitur-fitur seperti waktu sholat, pengingat adzan, dan Alquran.

Menanggapi laporan tersebut, pengembang Muslim Pro akhirnya menjawab tuduhan tersebut.

Pengembang Muslim Pro mengatakan tidak pernah menjual atau membagikan data lokasi penggunanya untuk operasi khusus di AS.

“Privasi pengguna adalah prioritas utama Muslim Pro. Sebagai salah satu aplikasi Muslim paling tepercaya dalam sepuluh tahun terakhir, kami mematuhi standar privasi dan peraturan perlindungan data yang paling ketat, dan kami tidak pernah membagikan identitas pribadi apa pun,” kata Muslim Pro.

Baca Juga: Ratusan Aplikasi Android Terkena Spy Malware dan Pencuri Data

Pengembang aplikasi juga mengatakan bahwa dia sedang melakukan investigasi internal dan meninjau kebijakan manajemen data untuk memastikan bahwa semua data pengguna ditangani sesuai dengan persyaratan yang ada.

Selain itu, Muslim Pro juga telah mengonfirmasi bahwa kerja sama dengan pihak ketiga akan dihentikan. Ini termasuk perusahaan bernama X-Mode yang diduga mengirimkan data pengguna Muslim Pro ke militer AS.

“Kami akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa pengguna kami dapat menjalankan ibadah mereka dengan ketenangan pikiran, yang tetap menjadi satu-satunya misi sejak berdirinya Muslim Pro,” lanjut Muslim Pro.

Beberapa waktu lalu, hasil investigasi media Amerika, Motherboard, menemukan bukti lain bahwa Muslim Pro mengirimkan data lokasi ke X-Mode, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan data lokasi.

Motherboard juga mengatakan bahwa Muslim Pro tidak menyebutkan X-Mode dalam kebijakan privasinya. Oleh karena itu, pengguna tidak tahu apakah aplikasi mengirim data lokasi ke X-Mode.

READ  Kembalinya Marcos ke Filipina, pertanda buruk bagi Asia Tenggara

Baca juga: Kasus Kebocoran Data Bisa Terjadi, Apakah Konsumen Bisa Klaim?

Konon, dataset lokasi pengguna Muslim Pro telah dijual oleh X-Mode ke sejumlah pihak, termasuk Departemen Pertahanan AS.

Dalam sebuah pernyataan, Senator AS Ron Wyden mengatakan kepada Motherboard bahwa X-Mode memang menjual data lokasi yang diambil oleh telepon di wilayah tersebut. Amerika Serikat kepada Angkatan Darat AS.

“Dalam percakapan telepon September lalu, pengacara X-Mode mengonfirmasi bahwa perusahaan menjual data yang dikumpulkan dari pengguna ponsel di Amerika Serikat ke militer AS,” kata Wayden.

Seperti yang telah dikompilasi KompasTekno dari Wakil Berita, Rabu (18/11/2020), aplikasi Muslim Pro diduga telah diunduh lebih dari 50 juta kali di Google Play Store. Meski total diduga memiliki lebih dari 98 juta unduhan bagus peron Android atau iOS.

Baca juga: Viral Cara Baru Pencurian Data Pribadi oleh Pasar, Begini Antisipasinya


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *