Menteri memastikan bahwa Taman Nasional Komodo mengikuti prinsip konservasi

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menjamin pembangunan sarana dan prasarana pendukung pariwisata di kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT), sejalan dengan prinsip konservasi.

Pekerjaan konstruksi dilakukan dengan sangat hati-hati, Wiratno, direktur jenderal Kementerian Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, mengatakan dalam sebuah pernyataan, Rabu.

Wiratno mengatakan sarana dan prasarana yang dibangun di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT terdiri dari dermaga, sarana karavan pantai, geladak dan pusat informasi, serta kabin untuk petugas, peneliti atau pemandu. .

Truk, excavator dan alat berat yang dibutuhkan untuk mengangkut material konstruksi digunakan dengan prinsip kehati-hatian, ujarnya.

Di kawasan pembangunan Loh Buaya, sekitar 15 ekor komodo, kadal raksasa dunia yang masih hidup, sering berkeliaran, dan ada pula yang terbiasa dengan keberadaan manusia.

“Untuk menjamin keselamatan dan perlindungan rubah Komodo serta para pekerja, semua aktivitas pembangunan dipantau setiap hari oleh lima hingga sepuluh jagawana. Mereka memantau keberadaan rubah Komodo secara intensif, di kolong bangunan, bekas gedung dan di bawah material truk,” dia berkomentar.

Kementerian telah menutup sementara resor Loh Buaya untuk kegiatan pariwisata dari 26 Oktober 2020 hingga 30 Juni 2021 karena pekerjaan konstruksi.

Tempat wisata lainnya di Pulau Komodo, Karang Makasar, Batubolang, Siaba dan Mawan tetap dibuka untuk umum, juga untuk wisatawan.

Berita Terkait: Kementerian menekankan peningkatan populasi komodo selama beberapa tahun terakhir
Berita Terkait: Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo dibuka kembali untuk wisatawan domestik, ekspatriat
Berita Terkait: NTT membatasi pengunjung Pulau Komodo setiap tahunnya sebanyak 50.000 orang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *