letusan gunung semeru menewaskan sedikitnya 13, penyelamat masih bekerja
Area kawah ditutupi oleh lapisan abu yang tebal dan operasi penyelamatan yang rumit.
Ditempatkan
memperbarui
Waktu membaca: 1 menit
Lapisan abu-abu tebal sekarang menutupi daerah sekitar gunung berapi Semeru, di pulau Jawa (Indonesia) pada Minggu 5 Desember. Sehari sebelumnya, letusan spektakuler menyebabkan kepanikan di desa-desa sekitarnya dan memproyeksikan gumpalan besar abu. Sedikitnya 13 orang tewas, menurut juru bicara Badan Nasional Bencana Alam, Abdul Muhari. Sedikitnya 57 orang terluka, 41 di antaranya terbakar, dan tim penyelamat masih berusaha mencari korban selamat. Selusin orang yang terperangkap oleh letusan juga berhasil diselamatkan dari tambang tempat mereka terdampar.
Video menunjukkan penduduk desa melarikan diri di depan awan kelabu yang tumbuh. Sedikitnya 11 desa di Kabupaten Lumajang diselimuti abu tebal yang hampir menutupi sebagian rumah dan kendaraan serta membunuh ternak. Sekitar 900 orang harus pergi ke tempat penampungan dan masjid untuk bermalam. Evakuasi dihentikan sementara pada siang hari karena awan abu yang terbakar, lapor Metro TV, menyoroti masalah yang dihadapi penyelamat. Dan letusan itu menghancurkan setidaknya satu jembatan di Lumajang, membuatnya semakin sulit bagi mereka.
Namun, tindakan harus diambil karena setidaknya tujuh orang masih hilang, dua di antaranya diyakini masih hidup, kata juru bicara polisi Limajang Adi Hendro. “Dia memiliki tanda-tanda kehidupan, seperti lampu, yang mungkin berasal dari ponsel mereka.”, dia berkata. “Tapi kami tidak bisa ke sana karena tanahnya masih sangat panas. Kami juga ingin menjamin keselamatan tim kami.”. Bantuan makanan, masker, dan kantong mayat dikirim ke daerah itu oleh layanan darurat. Pihak berwenang telah meminta warga untuk tidak mendekat dalam jarak 5 km dari kawah karena udara yang jenuh dengan debu abu di daerah itu berbahaya bagi orang-orang yang rentan.
“Gamer. Praktisi zombie yang sangat rendah hati. Pembuat masalah. Webaholic yang ekstrem. Pencipta yang setia.”