Jumlah kasus harian COVID-19 di Jakarta menunjukkan tanda-tanda penundaan
TEMPO.CO, Jakarta – Gubernur Anies Baswedan menyatakan bahwa banyaknya aktif harian COVID-19 Kasus di Jakarta mulai menunjukkan tanda-tanda keterlambatan, dihitung dari akhir September hingga awal Oktober 2020.
Baswedan mengatakan, jumlah kasus aktif hanya meningkat 3,81 persen atau 492 kasus, dibandingkan kenaikan sebelumnya sebesar 9,08 persen atau 1.074 kasus.
“Pada periode sebelumnya dari 26 September hingga 9 Oktober 2020 terjadi penurunan kondisi 14 hari sebelumnya jika jumlah kasus yang dikonfirmasi meningkat 22 persen atau 15.437 kasus, dibandingkan kenaikan sebelumnya sebesar 31 persen atau 16.606 kasus. kasus, “kata Baswedan pada hari Minggu.
Lebih lanjut dia menjelaskan, jumlah kematian akibat kasus positif COVID-19 di Jakarta juga mengalami penurunan selama dua pekan terakhir.
Penurunan tersebut sudah terlihat sejak 24 September hingga saat ini. Angka kematian (CFR) di Jakarta saat ini masih turun hingga 2,2 persen, ”ujarnya.
Lebih lanjut Gubernur menuturkan, angka kematian juga mengalami penurunan dibandingkan angka yang diprediksikan tanpa adanya jarak sosial skala besar (PSBB) yang ketat hingga 28 orang per hari.
Namun kenyataannya, angka kematian saat ini mencapai 18 orang dalam sehari.
“Kematian, bagaimanapun, harus dilihat dari angka absolut dan ditekan serendah mungkin hingga 0,” katanya.
Untuk jumlah kematian, dalam sepekan terakhir tercatat 187 kasus, sedangkan pekan sebelumnya tercatat 295 kematian.
Gubernur Baswedan mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk terus berupaya menekan angka kasus COVID-19 dengan tetap disiplin dalam pelaksanaan protokol kesehatan di sekitar mata rantai. COVID-19 penularan.
Baca juga: Gubernur Jakarta mengumumkan status PSBB sebelum Senin
DIBAWAH
“Pembaca. Pemikir. Pecandu alkohol. Guru twitter yang sangat menawan. Teman binatang di mana-mana.”