Indonesia | Tanah longsor menewaskan tiga orang, dan beberapa hilang
(Medan) Tanah longsor telah menewaskan sedikitnya tiga orang di dekat pembangkit listrik tenaga air di pulau Sumatera, Indonesia, kata badan penanggulangan bencana pada hari Jumat, mengkhawatirkan jumlah korban yang lebih banyak.
“Ada tiga orang tewas” dan “bantuan masih dicari untuk para korban lainnya,” kata juru bicara badan tersebut Raditya Jati kepada AFP.
Hujan deras melanda Sumatera bagian utara pada Kamis malam, menyebabkan hujan dan tanah longsor.
Setidaknya sembilan orang hilang, menurut seorang pejabat setempat yang khawatir mereka terkubur lumpur dan puing-puing.
Di antara yang hilang adalah seorang karyawan Cina di pembangkit listrik tenaga air Batang Toru, sebuah proyek yang sebagian didanai oleh Cina.
Pembangunan bendungan ini adalah bagian dari program ambisius “Jalan Sutra Baru” yang dipromosikan oleh China. Namun proyek tersebut dikritik karena kerusakan yang ditimbulkannya di kawasan hutan hujan tempat primata paling langka di dunia, orangutan Tapanuli, dan spesies langka lainnya berada.
Banjir dan tanah longsor instan sering terjadi di kepulauan Indonesia selama musim hujan.
Pada awal April, lebih dari 200 orang tewas di sekelompok pulau di timur negara itu dan di sekitar Timor Leste karena tanah longsor dan kerusakan topan. Seroja.
FOTO ALFRED IKE WURIN, ARCHIVE AGENCY FRANCE PRESS
Warga Waiwerang, Pulau Flores, melihat kerusakan akibat badai Seroja, 7 April.
Topan ini, salah satu yang paling menghancurkan selama beberapa dekade di wilayah tersebut, telah memaksa ribuan orang untuk mencapai tempat berlindung.
Badan Penanggulangan Bencana Alam Indonesia memperkirakan sekitar 125 juta penduduk Indonesia, hampir setengah dari populasi, tinggal di daerah berbahaya.
Menurut ahli konservasi, tanah longsor diuntungkan dari penggundulan hutan.
“Penulis Wannabe. Pemecah masalah seumur hidup. Pemain game. Guru web tak tersembuhkan. Pencinta musik profesional.”