Indonesia, Nigeria … Mengapa beberapa negara mengubah ibu kotanya?

Indonesia resmi akan pindah ibu kota. Parlemen Indonesia baru saja memilih untuk memindahkannya dari Jakarta ke Nusantara, yang akan dibangun di pulau Kalimantan.

Ini adalah kota yang harus segera terendam air. Jakarta, ibu kota dan pusat saraf Indonesia, harus segera direlokasi. Berdasarkan Forum Ekonomi Dunia, itu adalah salah satu kota yang paling cepat menghilang di bumi. Dalam tiga puluh tahun, Jabodetabek telah tenggelam empat meter, dan data memperkirakan bahwa 95% bagian utara kota akan terendam air pada tahun 2050. Inilah sebabnya mengapa parlemen Indonesia secara resmi membangun ibu kota baru, di pulau Kalimantan, 2000 km dari Jakarta. Dibangun di atas tanah asli di tengah hutan, ibu kota masa depan Nusantara harus mencakup hampir 56.000 hektar. PNS pertama diharapkan ada pada tahun 2024. Namun, Jakarta tidak akan ditinggalkan dan dibangun kembali untuk lebih beradaptasi dengan kondisi lingkungan baru.

Sebuah ibu kota terhapus dari peta oleh topan

Di masa lalu, negara lain harus menyerahkan modal mereka karena alasan lingkungan. Di Nigeria, Lagos juga terancam oleh erosi pantai dan mau tidak mau tenggelam di bawah air. Overpopulasi, kehilangan statusnya sebagai ibukota administratif untuk mengekang pertumbuhan populasi dan Abuja resmi menjadi ibu kota Nigeria pada tahun 1976. Kota ini juga terletak di daerah di mana tidak ada kelompok etnis Nigeria yang dominan, tidak seperti Lagos yang berada di bawah pengaruh. dari Yoruba.

Di Belize, Amerika Tengah di mana ibu kota Belize City tersapu dari peta oleh Badai Hattie yang menghancurkan 70% bangunan pada tahun 1961. Ibukota baru, Belmopan, dibangun sembilan tahun kemudian. Tetapi akan memakan waktu bertahun-tahun sebelum orang-orang Belize City mengikuti contoh mereka, seperti halnya kedutaan besar dari luar negeri.

Putus dengan masa lalu

Beberapa negara memilih jeda simbolis dengan sejarah negara mereka. Ini adalah kasus Kazakhstan di mana Almaty tetap menjadi ibu kota negara sampai tahun 1997, sebelum kepala negara baru memutuskan untuk memilih Astana sebagai ibu kota baru. Pilihan ini terutama didorong oleh keinginan untuk memutuskan masa lalu Soviet negara itu dan menegaskan kembali kemerdekaannya. Pada 2019, ia mengambil nama Nursultan, untuk menghormati Presiden Nursultan Nazarbayev saat itu. Di Malaysia, keinginan yang sama untuk membebaskan negara dari masa lalu kolonialnya yang menyebabkan pemindahan ibu kota dari Kuala Lumpur ke Putrajaya pada tahun 1999.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *