Di Indonesia, air pasang menggunakan topeng di teluk Jakarta
Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan bahwa masker bedah bekas dan perlindungan lainnya terhadap Covid-19 kini merupakan 16% dari sampah yang mengambang di Teluk Jakarta. Waktu 23 Januari.
Pada April 2020, Reza Cordova, peneliti pencemaran laut di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Lipi), menemukan tumpukan pertama masker, sarung tangan, dan penutup bekas di muara sungai yang mengalir ke teluk dari Jakarta.
Sejak itu, sampah perlindungan Covid-19 hanya membengkak, mencapai hingga 16% dari total sampah yang terapung di pintu masuk ibu kota Indonesia.
Menurut majalah Waktu, asal usul limbah beracun ini tidak perlu dipertanyakan lagi: rumah sakit, sebagaimana ditegaskan oleh Yuyun Ismawati Drwiega, aktivis lingkungan dan pendiri Nexus3 Association:
Dari 940 rumah sakit di tanah air yang merawat pasien Covid-19, hanya 20 yang dilengkapi insinerator. Yang lain mengontrakkan pengelolaan limbah medisnya ke perusahaan swasta”, dia menjelaskan kepada mingguan.
Mafia dan insinerator
Sejak awal pandemi, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional telah melihat peningkatan 400% dalam jumlah limbah medis. Mulai April hingga pertengahan Desember 2020, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta memproses 1,21 ton masker hanya yang dibuang perorangan, kecuali rumah sakit.
Waktu menentukan bahwa, sesuai dengan rekomendasi dariSIAPA, Rumah sakit di Eropa dan Amerika Serikat tidak lagi menggunakan insinerator – yang melepaskan dioksin ke udara – tetapi menggunakan autoklaf. Di Indonesia, alat ini – meskipun lebih murah – tidak digunakan di institusi medis mana pun, Yuyun menggarisbawahi:
Biaya autoklaf antara 800 juta ke 1 miliar rupiah [58 000 euros], sedangkan insinerator bernilai 2,5 miliar rupiah. Komisi [perçue dessus] karena itu lebih penting. Mafia sampah B3 [en Indonésie] memiliki serambi yang kuat dan oleh karena itu mendorong penggunaan insinerator. “
Sumber
Judul tersebut pertama kali diterbitkan pada bulan April 1971 oleh PT Grafitti Press, dengan tujuan memberikan cara baru kepada masyarakat Indonesia untuk memperoleh informasi, kebebasan menganalisis dan menghormati perbedaan pendapat. Selangkah demi selangkah,
[…]
Baca lebih banyak
“Pemikir yang bergairah. Ahli alkohol. Pembaca. Pembuat masalah. Fanatik internet. Pengusaha. Penggemar bacon lepas.”