Dengan tutupnya sekolah, pengemudi bus Indonesia mengangkut pasien COVID-19

Dengan tutupnya sekolah, pengemudi bus Indonesia mengangkut pasien COVID-19



Berita Dunia

Willy Kurniawan




JAKARTA (Reuters) – Selama satu dekade terakhir, Yusuf Iswahyu telah mengangkut anak-anak Indonesia dengan bus kuningnya ke dan dari sekolah mereka.

Seorang pekerja yang mengenakan alat pelindung diri (APD) membawa blower disinfektan saat membersihkan bus sekolah setelah mengangkut pasien yang terinfeksi COVID-19 ke rumah sakit darurat Perkampungan Atlet, di tengah merebaknya penyakit virus corona (COVID-19), di Jakarta, Indonesia , 25 September 2020. REUTERS / Willy Kurniawan
Seorang petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) membantu pasien yang terinfeksi COVID-19 untuk naik ke bus sekolah saat ia diangkut dari fasilitas kesehatan kabupaten setempat ke rumah sakit darurat Desa Atlet, di tengah merebaknya penyakit virus corona (COVID) -19), di Jakarta, Indonesia, 25 September 2020. REUTERS / Willy Kurniawan

Tetapi dengan banyak yang tutup karena COVID-19, pria berusia 29 tahun itu sekarang telah mendaftar bersama pengemudi lain untuk membawa pasien yang terinfeksi virus ke rumah sakit darurat di Jakarta.

Bus Yusuf memiliki layar untuk melindunginya dan dia memakai peralatan pelindung, tapi itu tidak menghentikannya untuk merasa khawatir – terutama setelah tertular penyakit tersebut selama tugas sebelumnya mengangkut petugas kesehatan.

“Tentu saya takut … tapi saya tidak pernah berpikir untuk berhenti karena apa yang saya lakukan bukan hanya tentang pekerjaan tetapi untuk kemanusiaan,” kata Yusuf, yang tinggal jauh dari kampung halamannya di Cirebon di pulau Jawa sejak pandemi mulai mereda. risiko menginfeksi keluarganya.

Indonesia melaporkan pada hari Jumat kenaikan harian terbesar kasus virus korona selama tiga hari berturut-turut, dan ibu kotanya adalah pusat penyebaran baru.

Rumah sakit tempat penyeberangan Yusuf itu dialihfungsikan dari perkampungan atlet yang dibangun untuk Asian Games 2018, dan di situlah ia sendiri menjadi pasien pada Mei lalu.

Ini adalah salah satu dari beberapa fasilitas yang ditunjuk oleh negara di mana Gubernur Jakarta Anies Baswedan telah memerintahkan mereka yang terinfeksi untuk diisolasi, meskipun mereka tidak memiliki gejala akut, dalam upaya untuk menahan penyebaran virus.

Negara terpadat keempat di dunia itu selama berbulan-bulan berjuang untuk membendung peningkatan penularan, dengan 266.845 kasus yang dikonfirmasi dan jumlah kematian 10.218, salah satu yang tertinggi di Asia.

READ  Berkedip hampir 400 km/jam: pengemudi mengemudi sangat cepat sehingga dia bahkan tidak bisa dihukum

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *