Banjir menewaskan 23 orang di Pulau Flores di Indonesia

, diterbitkan pada Minggu 04 April 2021 pukul 10:15.

Setidaknya 23 orang tewas dan dua hilang setelah banjir mendadak di pulau Flores di Indonesia timur, kata pihak berwenang pada Minggu.

“Banjir bandang yang terjadi sangat awal (Minggu) itu menewaskan 23 orang, 9 orang luka-luka dan dua orang hilang,” kata Badan Penanggulangan Bencana Nasional Raditya Jati.

Hujan deras ini membanjiri beberapa kabupaten di pulau Flores, di mana mayoritas penduduknya beragama Katolik, sekitar jam 1 pagi (17:00 GMT pada hari Sabtu), hanya beberapa jam sebelum dimulainya perayaan Paskah.

Menurut Jati, puluhan rumah tertutup lumpur karena jembatan dan jalan di bagian timur pulau itu hancur.

Satu-satunya rute akses sekarang adalah melalui laut dari Pulau Adonara, “tetapi curah hujan dan gelombang besar tidak memungkinkan penyeberangan,” kata Jati kepada AFP.

Kondisi cuaca ekstrim diperkirakan akan terus berlanjut selama minggu ini di wilayah ini.

Selain itu, kota Bima, di provinsi tetangga Sunda Barat (Nusa Tenggara Barat), dilanda hujan lebat pada hari Minggu, menurut badan tersebut.

Bendungan meluap dan setelah sembilan jam hujan membanjiri hampir 10.000 rumah di Bima, kata Jati.

Tanah longsor dan banjir bandang sering terjadi di kepulauan Indonesia, terutama pada musim hujan. Namun, para konservasionis memperingatkan bahwa penggundulan hutan menguntungkan bencana-bencana ini.

Pada bulan Januari, 40 orang Indonesia tewas dalam banjir di kota Sumedang di Jawa Barat.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana memperkirakan bahwa 125 juta orang Indonesia, atau sekitar setengah dari populasi pulau itu, tinggal di daerah yang berisiko longsor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *