Babirusa, babi hutan Indonesia

Babirusa, babi hutan Indonesia

Virus bayi, atau “hati babi”

Pada laki-laki, gigi atas tumbuh ke atas dan menembus moncong untuk membentuk deretan gigi kedua.

Anda mungkin berpikir itu adalah hewan prasejarah, namun babi hutan ini hidup di antara kita: ini adalah bayi virus. Namanya berarti “babi rusa” dalam bahasa Melayu, bahasa Austronesia yang digunakan di Indonesia.

Gigi taring depan mereka terdiri dari anjing panjang yang menonjol dari paruhnya

Babirusas dapat dilihat di pulau-pulau dan kepulauan Sulawesi, Togian, Sula dan Buru. Sampai tahun 2002, dianggap hanya ada satu spesies virus bayi. Namun saat ini hewan-hewan ini dianggap sebagai genus yang terbagi menjadi tiga spesies.

Betina terlihat seperti babi yang jinak, tetapi jantan memiliki banyak karakteristik yang mengejutkan: gading depannya terdiri dari gading panjang yang menonjol dari paruhnya. Yang lebih mengejutkan lagi: gigi atas mereka tumbuh ke atas dan menusuk moncongnya untuk mendirikan deretan gigi kedua.

Tiga spesies virus bayi dalam bahaya kepunahan

Sampai saat ini, tidak ada yang tahu fungsi pasti dari gigi taring ini. Virus bayi tidak menggunakannya untuk mencari tanah atau untuk melawan. Meskipun mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk berkelahi satu sama lain, laki-laki lebih suka menggunakan kaki depan mereka daripada mematahkan gigi taring mereka yang rapuh. Karena jantan dengan gigi taring yang rusak akan lebih kecil kemungkinannya untuk bereproduksi!

Gigi taring ini terus tumbuh sepanjang hidup hewan tersebut. Pada laki-laki tua, mereka bahkan membungkuk ke dahi mereka, kadang-kadang sampai mereka tenggelam ke dalam tengkorak mereka. Saat ini, tiga spesies bayi virus berada dalam bahaya kepunahan dan populasinya menurun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *