Apa yang dipertaruhkan dalam undang-undang penciptaan lapangan kerja yang kontroversial di Indonesia?

Apa yang dipertaruhkan dalam undang-undang penciptaan lapangan kerja yang kontroversial di Indonesia?

APA ITU TINDAKAN PENCIPTAAN PEKERJAAN?

Apa yang disebut undang-undang “omnibus” adalah undang-undang unggulan Presiden Joko Widodo, yang telah merevisi lebih dari 70 undang-undang yang ada, dengan tujuan memotong birokrasi, meningkatkan iklim investasi, dan menciptakan lapangan kerja di ekonomi Asia Tenggara yang lebih besar.

Ini sangat luas dan mencakup topik mulai dari hak-hak buruh, peraturan pajak dan izin untuk perusahaan pertambangan dan perkebunan hingga pembentukan dana kekayaan negara Indonesia.

MENGAPA LINGKUNGANNYA?

Organisasi buruh, kelompok mahasiswa dan pemerhati lingkungan mengeluh bahwa undang-undang tersebut terlalu ramah bisnis dan melemahkan perlindungan pekerja dan lingkungan.

Reformasi ketenagakerjaan yang diperkenalkan oleh undang-undang termasuk pengurangan pembayaran pesangon wajib, batas upah minimum baru dan penghapusan beberapa cuti tanah wajib.

Kelompok hijau mengeluh bahwa undang-undang tersebut hanya mensyaratkan investasi berisiko tinggi untuk menjalani studi dampak lingkungan, daripada persyaratan yang lebih luas dalam undang-undang sebelumnya.

Beberapa kritikus juga menuduh pemerintah mempercepat proses diskusi tanpa mengadakan konsultasi publik yang memadai.Pemerintah berpendapat bahwa aturan ketenagakerjaan sebelumnya terlalu ketat dan menghambat investasi asing, dengan mengatakan perlindungan lingkungan belum ditinggalkan.

BAGAIMANA HUKUM BERKONTROL?

Buruh dan mahasiswa mengadakan protes massal di seluruh nusantara pada Oktober 2020 setelah undang-undang itu disahkan, memimpin serikat pekerja dan kelompok masyarakat sipil untuk mengajukan uji materi di Mahkamah Konstitusi.

Pengadilan membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk mengadili kasus tersebut, dan pada November 2021, pengadilan memutuskan bahwa perlakuan terhadap undang-undang tersebut cacat prosedural dan, di beberapa bagian, tidak konstitusional, termasuk perubahan yang dilakukan setelah persetujuan parlemen.

Pengadilan, yang keputusannya tidak dapat diganggu gugat, memerintahkan pemerintah dan parlemen untuk membuat perubahan dalam waktu dua tahun atau undang-undang tersebut akan dianggap “tidak konstitusional selamanya”.

APA YANG TERJADI SEJAK?

Bulan lalu, anggota parlemen merevisi undang-undang yang mengatur bagaimana undang-undang disahkan. Tinjauan tersebut termasuk menentukan apa yang dianggap sebagai konsultasi publik dan dasar hukum baru untuk RUU “omnibus”, yang memungkinkan satu RUU untuk mengubah banyak undang-undang yang terkadang mencakup topik yang tidak terkait.

Tinjauan tersebut secara luas dilihat sebagai dirancang untuk membantu pemerintah mematuhi putusan pengadilan dan kritikus, termasuk serikat pekerja dan kelompok hijau, melihatnya sebagai niat oleh anggota parlemen untuk mempercepat proses debat lagi.

Para pekerja berencana untuk memprotes di luar parlemen pada 15 Juni dan menuntut agar aturan perburuhan dikembalikan ke undang-undang perburuhan 2003, kata seorang pejabat perburuhan kepada Reuters.

Juru kampanye Greenpeace Asep Komarudin mengatakan dia berharap anggota parlemen akan menghapus bagian dari undang-undang yang dapat merusak lingkungan.

Tidak jelas apakah pemerintah akan mempertimbangkan perubahan yang lebih signifikan terhadap undang-undang tersebut, mengingat pentingnya undang-undang tersebut bagi investor asing. Seorang anggota parlemen senior mengatakan kepada Reuters bahwa debat baru akan dibahas melalui isi undang-undang tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *